JEMBER – Tiga mahasiswa program doktoral Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember digadang-gadang bakal menjadi pemantik bagi pengembangan literasi keilmuan dan sumber daya manusia (SDM) berbasis pesantren.
Betapa tidak, dengan semakin banyaknya doktor di wilayah ini, maka akan semakin banyak pula khazanah keilmuan yang akan tereksplor sehingga membawa dampak positif terhadap kehidupan masyarakat.
Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa, hadir langsung dalam ujian terbuka disertasi yang digelar Senin (20/1/2025), mempertegas perlunya peran pendidikan tinggi dalam memajukan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menyampaikan apresiasinya terhadap program beasiswa yang telah berjalan sejak 2019 melalui Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Jawa Timur ini.
“Kami menyampaikan terima kasih bahwa mahasiswa S3 dari program LPPD ini telah mendapatkan proses pendidikan dan bimbingan yang sangat kualitatif dari UIN KHAS Jember,” ujar Khofifah.
Dia mengatakan, peningkatan kualitas SDM berbasis pesantren sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan Indonesia menyongsong era emas pada 2045.
“Gerbang baru Nusantara tentu perlu dialasi dengan SDM-SDM kualitatif, terutama di Jawa Timur, yang memiliki pesantren terbesar di Indonesia,” ujar Khofifah.
Diketahui, Jember tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah pesantren terbanyak se-Jawa Timur.
Jumlah pesantren yang memiliki santri lebih dari seribu di daerah ini mencapai sekitar 4.600, sementara yang di atas 500 santri mencapai 6.800.
“Ini akan menjadi bagian kualitas SDM yang terus menyemai kehidupan yang makin kualitatif,” kata Khofifah.
Dia juga mengenang bahwa program beasiswa ini telah dimulai sejak era kepemimpinan Gubernur Pakde Karwo dan diteruskan hingga saat ini.
Program tersebut meliputi jenjang pendidikan S1, S2, dan S3, baik di dalam negeri maupun luar negeri, dengan dukungan yang terus meningkat dari LPPD Jatim.
Rektor UIN KHAS: Doktoral untuk Pemecahan Masalah Masyarakat
Di tempat yang sama, Rektor UIN KHAS Jember, Profesor Hepni, mengungkapkan harapannya agar para doktor lulusan program ini dapat memberikan kontribusi besar kepada masyarakat.
Menurutnya, kehadiran para doktor ini tidak hanya memperkaya khazanah keilmuan secara teoritis, tetapi juga menghadirkan solusi nyata untuk berbagai persoalan di masyarakat.
“Beliau-beliau ini luar biasa dalam kesadaran literatif terhadap pengembangan keilmuan, baik teoritis maupun aplikatif. Dengan semakin banyak para doktor dengan konsep-konsep baru, ini juga akan bersinergi dengan pengembangan SDM kita,” ujar Profesor Hepni.
Ia menekankan bahwa perguruan tinggi, termasuk UIN KHAS Jember, tidak hanya berfungsi sebagai menara gading (tempat mengejar minat sendiri), tetapi juga menjadi pusat pengembangan solusi atas berbagai problematika masyarakat.
“Yang ditunggu dari perguruan tinggi itu adalah temuan-temuan baru, terutama solusi atas berbagai masalah yang dihadapi masyarakat,” tambahnya.
Ketua LPPD: Beasiswa untuk Mendukung Pesantren
Ketua LPPD Jawa Timur, Profesor Halim Soebahar, menjelaskan bahwa sejak diresmikan pada 2019, LPPD telah memberikan 5.682 beasiswa kepada berbagai jenjang pendidikan.
Program ini mencakup beasiswa S1 untuk 3.080 mahasiswa, S2 untuk 1.355 mahasiswa, dan S3 untuk 130 mahasiswa.
“Selain itu, program ini juga mendukung santri untuk studi di luar negeri,” ungkap Profesor Halim.
Sebanyak 123 santri telah mendapatkan beasiswa ke Al-Azhar Kairo Mesir, sementara 950 lainnya menjadi penerima program Marhalah Ula (M1) dan 45 penerima Marhalah Tsaniyah (M2).
“Kini kita mulai melihat hasil nyata dari program ini,” kata Profesor Halim.
Hingga Desember 2024, sebanyak 3.985 penerima beasiswa LPPD Jatim telah menyelesaikan studi mereka.
Prof Halim menegaskan bahwa kehadiran para doktor lulusan program ini akan memperkuat pesantren dalam berbagai aspek, baik keilmuan maupun pemberdayaan masyarakat.
“Sepuluh lulusan program doktoral telah siap untuk mendukung pesantren,” pungkasnya.