SITUBONDO – Tim SAR gabungan melakukan pencarian terhadap seorang nelayan yang tenggelam di perairan Jangkar pada Kamis (13/3/2025) dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB.
Hingga sore hari, upaya pencarian masih belum membuahkan hasil, sehingga operasi akan dilanjutkan pada besok Jumat (14/3/2025).
Korban yang hilang diketahui bernama Junaedi (35), warga Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Madura.
Ia dikabarkan tenggelam di perairan Jangkar yang terletak di Desa/Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Setelah menerima laporan terkait insiden ini, tim gabungan segera dikerahkan untuk melakukan operasi SAR.
Penyisiran di Sejumlah Titik Strategis
Operasi SAR dimulai pada pukul 11.40 WIB dengan melibatkan berbagai unsur, diantaranya Staf Kecamatan Jangkar, anggota Pusdalops dan TRC-BPBD Kabupaten Situbondo, Satpolairud Polres Situbondo, Polsek Jangkar, Kamla TNI AL Pos Jangkar, Koramil Jangkar, Syahbandar Jangkar, Basarnas Pos SAR Banyuwangi, Tagana, serta perangkat desa dan nelayan setempat.
Tim melakukan pencarian dan penyisiran di sekitar lokasi awal korban dilaporkan tenggelam, hingga ke kawasan Pantai Banongan dan sekitarnya.
Untuk mendukung operasi ini, tim SAR menggunakan satu unit perahu karet LCR milik Basarnas dan satu unit speedboat milik TNI AL Pos Jangkar.
Selain itu, berbagai peralatan pendukung seperti alat komunikasi, navigasi, serta kantong mayat juga disiapkan guna mengantisipasi kemungkinan korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Pencarian Hari Pertama Nihil
Setelah melakukan pencarian selama beberapa jam, tim SAR kembali ke posko pada pukul 15.00 WIB dengan hasil pencarian yang masih nihil.
Hingga sore hari, tidak ada tanda-tanda keberadaan korban di perairan tersebut.
Kondisi cuaca saat operasi pencarian berlangsung terpantau cerah berawan, sehingga tidak ada kendala berarti dalam pelaksanaan SAR.
Tim gabungan memutuskan untuk melanjutkan pencarian pada keesokan harinya dengan strategi yang lebih luas untuk meningkatkan kemungkinan menemukan korban.
Kepala Pusdalops BPBD Situbondo, Puriyono, mengatakan bahwa keterangan diatas merupakan data awal yang dihimpun dari berbagai pihak.
“Jika ada tambahan data sesuai situasi di lapangan, akan kami laporkan kembali,” pungkas Puriyono.