Gus Fawait Tolak Mobil Dinas Baru, Anggaran Rp600 Juta Dialihkan untuk Fakir Miskin dan Disabilitas

Gus Fawait menyampaikan pandangannya dalam konferensi pers di Gedung DPRD Jember, Senin (17/3/2025) malam. (Foto: Teamwork)
Gus Fawait menyampaikan pandangannya dalam konferensi pers di Gedung DPRD Jember, Senin (17/3/2025) malam. (Foto: Teamwork)

JEMBER – Bupati Jember, Muhammad Fawait, mengambil langkah tegas dalam kebijakan anggaran daerah.

Tokoh yang akrab disapa Gus Fawait ini menolak pengadaan mobil dinas baru untuk dirinya dan memilih mengalihkan anggaran tersebut untuk membantu warga kurang mampu serta penyandang disabilitas.

Keputusan ini diumumkan dalam konferensi pers pada Senin malam (17/3/2025).

Gus Fawait menegaskan bahwa sebagai kepala daerah, ia ingin memastikan anggaran yang tersedia digunakan untuk kepentingan rakyat, bukan untuk fasilitas pribadi pejabat.

“Saya ingin anggaran untuk mobil dinas dialihkan kepada warga yang lebih membutuhkan, terutama mereka yang hidup dalam kondisi kurang layak,” ujar Gus Fawait.

Tak Perlu Mobil Mewah

Saat ini, Gus Fawait masih menggunakan Toyota Avanza Veloz sebagai kendaraan dinasnya.

Menurutnya, mobil tersebut sudah lebih dari cukup untuk menunjang aktivitasnya sebagai bupati.

Ia menilai bahwa pengadaan mobil dinas baru bukanlah prioritas, terutama ketika masih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Anggaran yang sebelumnya direncanakan untuk pembelian mobil dinas baru mencapai Rp600 juta.

Dana tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jember tahun ini.

Alih-alih membeli kendaraan baru, Gus Fawait mengusulkan agar anggaran tersebut digunakan untuk program sosial yang lebih berdampak langsung kepada masyarakat kecil.

“Daripada membeli mobil baru, lebih baik uang itu digunakan untuk memperbaiki rumah warga yang tidak layak huni dan membantu saudara-saudara kita yang disabilitas,” katanya.

Keputusan ini mendapat respons positif dari berbagai pihak.

Masyarakat Jember menilai langkah tersebut menunjukkan kepedulian seorang pemimpin terhadap kondisi warganya.

Kepemimpinan Sederhana

Langkah Gus Fawait ini juga mencerminkan gaya kepemimpinannya yang sederhana.

Sebagai seorang santri dan aktivis yang telah lama berjuang bersama masyarakat, ia ingin membawa nilai-nilai kesederhanaan dalam kepemimpinannya.

“Dari dulu saya berasal dari desa, sudah terbiasa hidup sederhana. Saya ingin membawa nilai-nilai itu dalam kepemimpinan saya,” pungkas Gus Fawait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *