Empat Pengedar Uang Palsu di Bojonegoro Diringkus Polisi, Terancam 15 Tahun Penjara

BOJONEGORO – Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro kembali menorehkan prestasi dengan berhasil mengungkap kasus peredaran uang palsu lintas daerah.

Empat orang tersangka berhasil diamankan dalam operasi yang dilakukan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Bojonegoro pada Maret 2025 lalu.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kapolres Bojonegoro, AKBP Mario Prahatinto, dalam konferensi pers di halaman Mapolres Bojonegoro pada Kamis (24/4/2025).

Ia mengungkapkan, empat tersangka yang berhasil diamankan yakni MS (21) warga Sugihwaras, Bojonegoro; UF (42) warga Babat, Lamongan; NF (55) warga Kembangan, Gresik; dan DB (52) asal Kediri.

“Keempat tersangka ini terlibat dalam jaringan peredaran uang palsu antar daerah. Mereka saling berbagi peran mulai dari penukaran, distribusi, hingga upaya penipuan melalui transaksi di agen Brilink,” jelas AKBP Mario.

Kronologi pengungkapan kasus ini bermula dari transaksi mencurigakan yang dilakukan MS dan NF di sebuah SPBU di Arjosari, Malang, pada 23 Maret 2025.

Dalam pertemuan tersebut, MS menerima uang palsu senilai Rp60 juta yang ditukar dengan uang asli sebesar Rp30 juta, uang palsu didominasi oleh pecahan Rp100 ribu.

Uang tersebut kemudian dibawa MS ke kontrakannya di Desa Gajah, Baureno, Bojonegoro, dan disusun bersama UF dalam lipatan senilai Rp1 juta, yang disisipi 2 hingga 3 lembar uang palsu.

Uang itu lalu digunakan untuk melakukan transaksi di sejumlah agen Brilink di wilayah Kapas, Bojonegoro.

“Modus operandi mereka adalah menyelipkan uang palsu di antara uang asli dalam transaksi transfer melalui agen Brilink. Dalam satu transaksi senilai Rp10 juta, terdapat 26 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu yang berhasil disisipkan,” terang AKBP Mario.

Polisi mencatat enam Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan pola kejahatan yang sama.

Para pelaku kini dijerat dengan Pasal 36 Jo Pasal 26 ayat 3 UU RI No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dan/atau Pasal 245 KUHP Jo Pasal 55 KUHP.

“Ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda hingga Rp10 miliar,” ujar AKBP Mario.

Kapolres Bojonegoro juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat melakukan transaksi tunai.

“Apabila menemukan ciri-ciri uang yang mencurigakan, segera laporkan kepada kepolisian. Kami akan menindaklanjuti dengan cepat,” tegasnya.