News  

Dugaan Kelalaian SOP di RSUD Besuki Situbondo, Seorang Dokter Terancam Tertular HIV

Sebuah motor terparkir di depan RSUD Besuki Situbondo. (Fathur Rozi/zonaindonesia.co.id)
Sebuah motor terparkir di depan RSUD Besuki Situbondo. (Fathur Rozi/zonaindonesia.co.id)

SITUBONDO – Dugaan kelalaian dalam penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) di RSUD Besuki Situbondo berpotensi membahayakan keselamatan tenaga kesehatan.

Seorang dokter spesialis di rumah sakit itu disebut-sebut terancam tertular HIV setelah menangani pasien tanpa diberitahu kondisi medisnya secara jelas.

Anggota Komisi IV DPRD Situbondo, Toton Beni Martono, mengungkapkan bahwa dokter spesialis tersebut melakukan operasi terhadap pasien yang ternyata terinfeksi Virus B20, penyebab HIV.

Sayangnya, pihak rumah sakit diduga tidak memberikan informasi terlebih dahulu mengenai kondisi pasien kepada dokter yang bertugas.

“Jadi saat operasi, dokter ini tidak diberikan informasi bahwa pasien yang dia tangani terjangkit Virus B20. Ini kan membahayakan si dokter tersebut. Seharusnya SOP-nya jelas, harus dicek laboratorium dulu dan hasilnya diberikan kepada dokter sebelum dilakukan tindakan. Ini tidak,” ujar Toton melalui sambungan telepon WhatsApp pada Sabtu malam, 22 Februari 2025.

Menurut Toton, kelalaian SOP bisa meningkatkan risiko penularan terhadap tenaga medis.

“Kalau tanpa dicek laboratorium, risiko tertular bisa mencapai 99 persen. Tenaga medis kan tidak tahu pasien punya sakit apa. Jangankan HIV/AIDS, hepatitis saja kalau tidak dilakukan cek laboratorium kan tidak tahu tenaga medis itu,” tegasnya.

Baru Diperiksa Setelah Insiden

Legislator dari Partai Demokrat ini menambahkan bahwa pemeriksaan laboratorium baru dilakukan setelah terjadi insiden saat operasi berlangsung.

Hal itu terjadi karena dokter yang bersangkutan meminta pemeriksaan setelah mendapati ada kejanggalan selama operasi.

“Nah, dari hasil laboratorium itulah baru diketahui pasien yang dia tangani ternyata terjangkit Virus B20,” imbuhnya.

Insiden ini pun membuat Toton langsung menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, dr. Sandy Hendrayono, untuk meminta penjelasan dan tindak lanjut.

“Saya sudah telepon Kepala Dinas Kesehatan. Memang bukan laporan resmi, hanya lewat telepon. Masa hal se-urgent ini tidak ditindaklanjuti?” cetusnya dengan nada geram.

Pihak RSUD Besuki Bungkam?

Sementara itu, Direktur RSUD Besuki, dr. Imam Hariyono, tidak merespons panggilan telepon saat dihubungi jurnalis zonaindonesia.co.id pada pukul 21.29 WIB.

Bahkan, pesan WhatsApp yang dikirim pada pukul 21.30 WIB juga tidak dibaca hingga berita ini ditulis.

Dugaan kelalaian ini semakin menguat setelah beredar sebuah video berdurasi 1 menit 41 detik yang menunjukkan dokter yang menangani pasien tersebut merasa dirugikan dan meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit.

Ironisnya, hingga kini tidak ada satu pun pihak RSUD Besuki yang menanyakan kondisi kesehatan dokter yang bersangkutan.

Kasus ini menyoroti lemahnya sistem komunikasi internal dan penerapan SOP di RSUD Besuki.

Jika tidak segera ditindaklanjuti, kelalaian semacam ini berpotensi mengancam keselamatan lebih banyak tenaga medis di masa mendatang.

Pihak DPRD Situbondo pun mendesak agar rumah sakit segera melakukan evaluasi dan memberikan penjelasan resmi terkait insiden ini.

(Penulis: Ujik / Zona Indonesia)

Respon (2)

  1. Woah! I’m really loving the template/theme of this blog. It’s simple, yet effective. A lot of times it’s hard to get that “perfect balance” between user friendliness and appearance. I must say you’ve done a very good job with this. Additionally, the blog loads extremely quick for me on Internet explorer. Exceptional Blog!

  2. I conceive this site contains some real excellent information for everyone :D. “We rarely think people have good sense unless they agree with us.” by Francois de La Rochefoucauld.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *