JEMBER – Proyek pembangunan jalan senilai Rp14 miliar di Dusun Bandealit, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, menjadi sorotan.
Hal itu karena proyek garapan PT Rajendra Pratama Jaya yang baru selesai dikerjakan pada 16 November 2024 tersebut sudah mengalami kerusakan parah sepanjang 525 meter.
Atas insiden ini, Ketua Komisi C DPRD Jember, Ardi Pujo Prabowo, bersama beberapa anggotanya turun langsung ke likasi melakukan Sidak pada Senin (2/12/2024).
Berdasarkan hasil Sidak, Ardi menyimpulkan bahwa terdapat perencanaan yang kurang tepat terkait pengerjaan proyek senilai Rp14 Miliar dari dana alokasi khusus (DAK) APBD Jember tersebut.
Pengerjaannya pun masih di tahap pertama dari dua tahap yang semestinya telah rampung, padahal tenggak waktu yang ditentukan telah berakhir pada 15 November 2024 lalu.
“Ini kalau sudah mengajukan adendum, berarti ada denda berjalan. Ada konsekuensi yang harus diselesaikan sesuai regulasi,” ucap Ardi.
Untuk itu, Komisi C DPRD Jember bakal segera memanggil pemenang tender maupun Dinas PU Bina Marga dan SDA untuk menindaklanjuti hal ini.
“Tahap pertama ini sepanjang 525 meter, yang kalau kita lihat di atas tadi itu kan selesai, tidak ada masalah. Tahap kedua belum dijalankan. Ini yang membuat masalah. Dan tidak menutup kemudian sampai ke bawah akan sama seperti ini. Apalagi curah hujan juga tinggi,” ujar Ardi.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Jember, Eko Ferdianto, menyatakan bahwa hujan deras yang melanda wilayah setempat menjadi penyebab utama kerusakan jalan.
Menurutnya, aliran air hujan masuk ke celah-celah pondasi kemudian menggerus bagian bawah aspal hingga kemudian ambles.
“Posisi saat kejadian kerusakan ini masih dalam masa pelaksanaan oleh kontraktor. Jadi Begitu ini rusak, kami langsung koordinasi dengan kontraktor dan konsultan pengawas, kemudian mengambil langkah untuk dilakukan perbaikan,” kata Eko.
Sabtu lalu (30/11/2024), pihaknya sudah mulai melakukan pengerukan atau pengangkatan lapisan aspal yang rusak untuk diperbaiki.
“Untuk estimasi waktu perbaikan mungkin kurang lebih 15 hari. Cuman karena ini anggaran DAK, kami akan koordinasi dengan pihak terkait kapan batasan akhir waktu perbaikan,” ujarnya.
Kemudian untuk mencegah terjadinya hal serupa, Eko bakal memperbaiki juga bahu jalan beton guna mengantisipasi air masuk ke bawah aspal.
Kendati demikian, pengerjaan pengecoran ini tidak bisa dilakukan tahun ini karena tidak bisa dilakukan penambahan anggaran, namun akan dilakukan pada tahun anggaran 2025 mendatang.
“Kemungkinan di tahun depan kami mengalokasikan anggaran untuk kelanjutannya,” tutupnya.
Di tempat yang sama, Konsultan Pengawas Supervisi dari PT Persada, Hendra Kurniawan, mengatakan hal senada dengan Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA terkait penyebab terjadinya kerusakan pada jalan tersebut.
“Terjadinya hujan mulai Kamis sore (28/11) sampai Jumat (29/11) pagi mengakibatkan air mengalir dari atas dan masuk ke badan jalan,” ujar Hendra.
Selain itu, Hendra juga menampik tudingan Komisi C DPRD Jember yang mengatakan bahwa terdapat perencanaan yang kurang tepat hingga mengakibatkan jalan rusak meski baru selesai dibangun.
“Perencanaan perbaikan jalan ini sudah komplit, tapi kami tidak masuk ke ranah itu, karena tugas kami sebatas pengawasan,” pungkas Hendra.
Dedicated to excellence, BWER offers Iraq’s industries durable, reliable weighbridge systems that streamline operations and ensure compliance with local and global standards.