JEMBER – Debat publik kedua Pilkada Jember pada Sabtu (9/11/2024) di Ballroom Cempaka menjadi ajang diskusi serius mengenai optimalisasi Bandara Notohadinegoro, fasilitas transportasi yang dianggap krusial bagi pertumbuhan ekonomi Jember.
Calon Bupati Jember nomor urut 1, Hendy Siswanto, menyoroti urgensi kolaborasi antara pemerintah daerah dan berbagai lembaga terkait dalam mengembangkan bandara tersebut.
“Bandara Notohadinegoro itu merupakan fasilitas transportasi yang diperlukan dan harus dipertahankan pemanfaatannya,” jelas Hendy.
Ia memaparkan sejumlah upaya untuk mengatasi kendala lahan yang hingga kini menjadi ganjalan.
“Saat ini, pengalihan status lahan sudah menemukan kesepahaman kami dengan para pihak dan direalisasikan insyaallah pada tahun 2025 ini,” ungkapnya.
Di sisi lain, calon bupati nomor urut 2, Gus Fawait, mempertanyakan capaian Hendy terkait visi misi peningkatan bandara yang sempat masuk dalam Perda RPJMD.
“Kita tahu bahwa bandara Jember itu lebih dulu ada dibanding bandara Banyuwangi. Hari ini bandara Banyuwangi dari Jakarta sudah ada, dari luar negeri bahkan sebulan yang lalu sudah dari Cina,” ujar Fawait, menyoroti lambannya perkembangan bandara di Jember.
Dalam tanggapannya, Hendy menegaskan bahwa pembebasan lahan bukanlah proses sederhana.
“Pemerintah Kabupaten Jember tentunya harus menyiapkan anggaran tersebut,” jelasnya, sembari menambahkan bahwa operasional bandara perlu mempertimbangkan aspek ekonomi dan keberlanjutan.
“Bandara kita ini adalah bandara yang bukan bandara yang sangat rentan terhadap kerugian,” tegasnya.
Debat ini menggarisbawahi komitmen kedua calon dalam menghidupkan kembali fungsi Bandara Notohadinegoro sebagai motor penggerak investasi dan perekonomian Jember.
Kedua Paslon memastikan untuk menyelesaikan persoalan bandara ini dengan strategi masing-masing, membuka harapan bagi warga Jember agar bandara tersebut dapat beroperasi penuh dalam waktu dekat.
I gotta favorite this web site it seems handy very useful