JEMBER – Debat publik kedua dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Jember berlangsung di Ballroom Cempaka Hotel pada Sabtu, 9 November 2024.
Acara debat ini dihadiri oleh kedua pasangan calon (paslon) yang berkompetisi, yaitu pasangan nomor urut 2, Fawait-Djoko, dan pasangan petahana, Hendy Siswanto.
Debat ini menjadi ajang bagi kedua kandidat untuk memaparkan visi-misi serta program unggulan mereka guna membangun Jember ke arah yang lebih baik.
Paslon nomor urut 2, Fawait-Djoko, mendapatkan kesempatan pertama dalam menyampaikan visi dan misi, serta pandangannya mengenai isu-isu krusial yang dihadapi oleh masyarakat Jember saat ini.
Fawait Soroti Pelayanan Publik yang Minim
Pada sesi pertama debat, calon Bupati Jember nomor urut 2, Fawait, membuka pernyataannya dengan menyoroti minimnya pelayanan publik di Kabupaten Jember.
Menurutnya, meskipun Jember adalah salah satu kabupaten besar di Jawa Timur yang memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang melimpah, pelayanan publik di kabupaten ini masih sangat terbatas.
Fawait menegaskan bahwa rendahnya kualitas pelayanan publik di Jember terlihat dari hasil Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Berdasarkan hasil SAKIP, Kabupaten Jember berada di urutan terendah di Provinsi Jawa Timur, mencerminkan rendahnya efisiensi dan efektivitas instansi pemerintah dalam melayani masyarakat.
Lebih lanjut, ia juga menyoroti Indeks Reformasi Birokrasi Jember yang berada di peringkat 35 dari total 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Selain itu, Fawait mengungkapkan bahwa keterbatasan pelayanan publik ini berdampak langsung pada penurunan minat investasi di Kabupaten Jember.
Berdasarkan data yang disampaikannya, investasi di sektor riil mengalami penurunan sebesar 51,94%.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan kabupaten-kabupaten lain di sekitar Jember, seperti Banyuwangi dan Situbondo, yang justru mengalami peningkatan investasi.
Fawait berpendapat bahwa dengan menurunnya investasi di sektor riil, kesempatan kerja pun semakin terbatas, sehingga angka pengangguran tetap tinggi dan tingkat kemiskinan mengalami peningkatan.
Fawait bahkan menggarisbawahi bahwa tingkat kemiskinan pada tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan tahun 2019, saat Kabupaten Jember masih dipimpin Faida.
Ia menegaskan bahwa dengan kolaborasi bersama Djoko, pasangannya, mereka hadir untuk membawa “cinta” kepada masyarakat Jember melalui reformasi birokrasi dan berbagai terobosan baru yang akan membantu memajukan daerah ini.
“Saya dan Pak Djoko hadir membawa cinta untuk Jember. Kami bertekad untuk melakukan reformasi birokrasi dan inovasi baru demi kemajuan Kabupaten Jember. Semua ini kami lakukan karena cinta kepada Jember,” tegas Fawait.
Hendy Siswanto Pamerkan Capaian dan Prestasi
Di sisi lain, calon petahana Hendy Siswanto dalam kesempatan berbicara, menyampaikan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai Kabupaten Jember selama masa kepemimpinannya.
Hendy menyatakan bahwa ia akan terus berusaha menjalankan amanah sebagai pelayan masyarakat Jember, dan berkomitmen untuk melanjutkan program-program yang telah ia jalankan sebelumnya.
Hendy menjelaskan bahwa selama kepemimpinannya, Jember berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), yang menurutnya merupakan salah satu pencapaian tertinggi.
Selain itu, pada tahun 2022, Kabupaten Jember juga mendapatkan penghargaan sebagai kabupaten yang berhasil dalam pemulihan pelayanan publik, yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Penghargaan ini menunjukkan bahwa Jember telah mencapai tingkat yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Tidak hanya itu, Hendy juga menyoroti capaian Jember dalam Indeks Pencegahan Korupsi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada tahun yang sama, Jember menduduki peringkat pertama terkait pencapaian indeks pencegahan korupsi dan mendapatkan nilai A pada indeks pelayanan publik, menjadikannya salah satu yang terbaik di Jawa Timur.
Menurut Hendy, pencapaian ini adalah wujud komitmen dan pengabdiannya kepada masyarakat Jember.
Lebih lanjut, Hendy juga menyebut berbagai program unggulan yang telah dilaksanakan di bidang infrastruktur dan sosial selama masa kepemimpinannya.
Ia menyebutkan beberapa program seperti aplikasi “Jember Kopi Pintar”, sekolah gratis, angkutan keselamatan publik, dan perbaikan infrastruktur jalan sepanjang lebih dari 2000 kilometer.
Selain itu, di bawah kepemimpinannya, 58 jembatan telah diperbaiki, penerangan jalan umum (PJU) dipasang di berbagai titik, dan ruang terbuka hijau (RTH) dibangun untuk memperindah kota dan menyediakan ruang bagi masyarakat.
“Kami sudah memberikan banyak bukti nyata kepada masyarakat Jember,” tutup Hendy dengan penuh keyakinan, mengajak masyarakat untuk kembali mempercayakan dirinya dalam memimpin Kabupaten Jember pada periode mendatang.
It’s arduous to find knowledgeable folks on this topic, however you sound like you realize what you’re speaking about! Thanks